PENCETUS PERTAMA MAULID NABI
Oleh : Ustadz Abdurrahman Thayyib Lc
A. Sejarah Perayaan Maulid
Diantara perayaan-perayaan bid’ah yang diadakan oleh kebanyakan kaum muslimin
adalah perayaan maulid Nabi. Bahkan maulid Nabi ini merupakan induk dari
maulid-maulid yang ada seperti maulid para wali, orang-orang sholeh, ulang
tahun anak kecil dan orang tua. Maulid-maulid ini adalah perayaan yang telah di
kenal oleh masyarakat sejak zaman dahulu. Dan perayaan ini bukan hanya ada pada
masyarakat kaum muslimin saja tapi sudah di kenal sejak sebelum datangnya
Islam. Dahulu Raja-Raja Mesir (yang bergelar Fir’aun) dan orang-orang Yunani
mengadakan perayaan untuk Tuhan-Tuhan mereka,[1] 1. Al-Adab Al-Yunaani
Al-Qodim…oleh DR Ali Abdul Wahid Al-Wafi hal. 131. demikian pula dengan
agama-agama mereka yang lain.
Lalu perayaan-perayaan ini di warisi oleh orang-orang Kristen, di antara
perayaan-perayaan yang penting bagi mereka adalah perayaan hari kelahiran Isa
al-Masih q, mereka menjadikannya hariaya dan hari libur serta bersenang-senang.
Mereka menyalakan lilin-lilin, membuat makanan-makanan khusus serta mengadakan
hal-hal yang diharamkan.
Kemudian sebagian orang yang menisbatkan dirinya kepada agama Islam ini
menjadikan hari kelahiran Nabi sebagai hari raya yang diperingati seperti
orang-orang Kristen yang menjadikan hari kelahiran Isa al-Masih sebagai hariaya
mereka. Maka orang-orang tersebut menyerupai orang-orang Kristen dalam perayaan
dan peringatan maulid Nabi yang diadakan setiap tahun.
Dari sinilah asal mula maulid Nabi sebagaimana yang dikatakan oleh as-Sakhawi :
“Apabila orang-orang salib/kristen menjadikan hari kelahiran Nabi mereka
sebagai hariaya maka orang Islam pun lebih dari itu” (at-Tibr al-Masbuuk Fii
Dzaiissuluuk oleh as-Sakhawi)
Inilah teks penyerupaan dengan orang-orang Kristen. Sesungguhnya perayaan
maulid Nabi ini menyerupai orang-orang Kristen, padahal “Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum itu” (HR. Abu Daud, Ahmad dan
dishahihkan oleh al-Albani dalam Irwaul Gholil 5/109.) Dan inilah yang
dikabarkan serta yang dikhawatirkan oleh Nabi: “Sesungguhnya kalian akan
mengikuti jalan-jalan orang sebelum kalian sedikit demi sedikit sampai
seandainya mereka masuk kelubang biawak kalian juga akan mengikuti mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
B. Siapa Orang Pertama Yang Mengadakan Maulid Nabi Dalam Sejarah Islam?
Para Ulama yang mengingkari perayaan bid’ah ini telah sepakat, demikian juga
dengan orang-orang yang mendukung acara bid’ah ini bahwa Nabi tidak pernah
merayakan maulidnya dan juga tidak pernah menganjurkan atau memerintahkan hal
ini. Para sahabat beliau, para tabi’in dan tabi’ut tabi’in yang merupakan
orang-orang terbaik umat ini serta yang paling bersemangat mengikuti Sunnah
Nabi mereka semuanya tidak pernah merayakan maulid. Tiga generasi umat Islam
yang telah diekomendasi oleh Nabi berlalu dan tidak di temui pada saat-saat itu
perayaan-perayaan maulid ini. Tapi ketika Daulah Fatimiyyah di Mesir berdiri
pada akhir abad keempat muncullah perayaan atau peringatan maulid Nabi yang
pertama dalam sejarah Islam,2 2. Al-A’yad wa atsaruha alal Muslimin oleh DR.
Sulaiman bin Salim As-Suhaimi hal. 285-287. sebagaimana hal ini dikatakan oleh
al-Migrizii 3 3. Dia adalah pendukung kelompok Ubeid Al-Qoddah (Ubeidyyin). Dia
bernama Ahmad bin Ali bin abdul Qodir bin Muhammad bin Ibrahim al-Husaini
al-Ubeidi. Lahir pada tahun 766 H. dalam kitabnya “Al-Mawa’idz wal i’tibar
bidzikri al-Khuthoth wal Aatsar” : Dahulu para Kholifah/penguasa Fatimiyyin
selalu mengadakan perayaan-perayaan setiap tahunnya, diantaranya adalah
perayaan tahun baru, Asy-Syura, Maulid Nabi, Maulid Ali bin Abi Thalib a,
Maulid Hasan dan Husein, Maulid Fatimah dll. (Al-Khuthoth 1/490)
C. Kilas Balik Pelopor Pertama Maulid Nabi
Pada tahun 317 H muncul di Maroko sebuah kelompok yang di kenal dengan
Fatimiyyun (pengaku keturunan Fatimah binti Ali bin Abi Tholib) yang di pelopori
oleh Abu Muhammad Ubeidullah bin Maimun al-Qoddah. Dia adalah seorang Yahudi
yang berprofesi sebagai tukang wenter, dia pura-pura masuk ke dalam Islam lalu
pergi ke Silmiyah negeri Maroko. Kemudian dia mengaku sebagai keturunan Fatimah
binti Ali bin Abi Tholib dan hal ini pun di percaya dengan mudah oleh
orang-orang di Maroko hingga dia memiliki kekuasaan.
Ibnu Kholkhon4 4. Dia adalah Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim bin Kholkhon,
pengikut madzhab Syafi’i. Dia dilahirkan tahun 608 H. Seorang ahli sastra Arab
dan penyair. Beliau meninggal pada tahun 681 H dan disemayamkan di Damaskus
(Pent). berkata tentang nasab Ubeidillah bin Maimun al-Qoddah : “Semua Ulama
sepakat untuk mengingkari silsilah nasab keturunannya dan mereka semua
mengatakan bahwa, semua yang menisbatkan dirinya kepada Fatimiyyun adalah
pendusta. Sesungguhnya mereka itu berasal dari Yahudi dari Silmiyah negeri Syam
dari keturunan al-Qoddah. Ubeidillah binasa pada tahun 322 H, tapi keturunannya
yang bernama al-Mu’iz bisa berkuasa di Mesir dan kekuasan Ubeidiyyun atau
Fatimiyyun ini bisa bertahan hingga 2 abad lamanya hingga mereka dibinasakan
oleh Sholahuddin al-Ayubi pada tahun 546 H.” 5 5. Lihat Firoq Mu’ashiroh oleh
DR Gholib Al-’Awajih 2/493-494.
Perlu diketahui bahwa kelompok Bathiniyah ini memiliki beberapa nama /
sekte. Diantaranya : Nushairiyah, Duruz, Qoromithoh (Ubeidiyyin/Fathimiyyin),
Ibahiyah, Isma’iliyah dll.
Perlu diketahui bahwa Maimun al-Qoddah ini adalah pendiri madzhab/aliran
Bathiniyyah yang didirikan untuk menghancurkan Islam dari dalam. Aqidah mereka
sudah keluar dari Islam bahkan mereka lebih sesat dan lebih berbahaya dari
Yahudi dan Nasrani. Tidak ada yang bisa membuktikan akan hal ini kecuali
sejarah mereka yang bengis dan kejam terhadap kaum muslimin, diantaranya : pada
tahun 317 H ketika mereka telah sangat berkuasa dan bisa sampai ke Ka’bah
mereka membunuh jama’ah haji yang sedang berthowaf pada hari Tarwiyah (8
Dzulhijjah). Mereka jadikan Masjid Haram dan Ka’bah lautan darah di bawah
kepemimpinan dedengkot mereka Abu Thohir al-Janaabi.
Abu Thohir ketika pembantaian ini duduk di atas pintu Ka’bah menyaksikan
pembunuhan terhadap kaum muslimin/jama’ah haji di Masjid Haram dan dibulan
haram/suci. Dia mengatakan : “Akulah Allah, Akulah Allah, Akulah yang
menciptakan dan Akulah yang membinasakan” -Mahasuci Allah dari apa yang ia
katakan -. Tidak ada seorang yang thowaf dan bergantung di Kiswah Ka’bah
melainkan mereka bunuh satu persatu.
Setelah itu mereka buang jasad-jasad tersebut ke sumur zam-zam. Dan mereka
cungkil pintu Ka’bah dan mereka sobek kiswah Ka’bah serta mereka ambil hajar
aswad dengan paksa. Pemimpin mereka (Abu Thohir) ketika melakukan hal tersebut
dia mengatakan : “Dimana itu burung (Ababil), mana itu batu-batu yang (di buat
melempar Abrahah)???” Mereka menyimpan hajar aswad di Mesir selama 22 tahun.6
6. Lihat Bidayah wan Nihayah hal. 160-161 oleh Ibnu Katsir. Ini adalah gambaran
singkat kekufuran Bathiniyyah
D. Bagaimana Pendapat Ulama Tentang Kelompok Bathiniyyah (Fatimiyyun)???
Imam Abdul Qohir al-Baghdady (meninggal tahun 429 H) v berkata : “Madzhab
Bathiniyyah bukan dari Islam, tapi dia dari kelompok Majusi (penyembah api)7.
7. Al-Farqu bainal Firoq oleh al-Baghdady hal. 22 Beliau juga berkata :
“Ketahuilah bahwa bahayanya Bathiniyyah ini terhadap kaum muslimin lebih besar
dari pada bahayanya Yahudi, Nasrani, Majusi serta dari semua orang kafir bahkan
lebih dahsyat dari bahayanya Dajjal yang akan muncul di akhir zaman.” 8 8. Ibid
hal.282
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah v mengatakan : “Sesungguhnya Bathiniyyah itu
orang yang paling fasik dan kafir. Barangsiapa yang mengira bahwa mereka itu
orang yang beriman dan bertakwa serta membenarkan silsilah nasab mereka
(pengakuan mereka dari keturunan ahli bait/Ali bin Abi Tholib,-pent) maka orang
tersebut telah bersaksi tanpa ilmu. Allah berfirman :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan
tentangnya” (QS. Al-Isra: 36)
Dan Allah berfirman :
“Kecuali orang yang bersaksi dengan kebenaran sedang dia mengetahui”
(QS.Az-Zukhruf : 86)
Para Ulama telah sepakat bahwa mereka adalah orang-orang zindik dan munafik.
Mereka menampakkan ke-Islaman dan menyembunyikan kekufuran. Para Ulama juga
sepakat bahwa pengakuan nasab mereka dari silsilah ahlul bait tidaklah benar.
Para Ulama juga mengatakan bahwa mereka itu berasal dari keturunan Majusi dan
Yahudi. Hal ini sudah tidak asing lagi bagi Ulama dari setiap madzhab baik
Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah, maupun Hanabilah serta ahli hadits, ahli
kalam, pakar nasab dll (Majmu Fatawa oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
35/120-132)
Keajaiban Kelahiran Nabi Muhammad S.A.W.
Januari 15,
2012
Sehubungan
itu, masih banyak masyarakat Islam yang sebenarnya tidak mengetahui peristiwa
di balik kelahiran nabi Muhammad S.A. W. Kami terpanggil untuk menyingkap
kembali peristiwa di balik kelahiran baginda Junjungan Besar nabi Muhammad
s.a.w. Namun maksud pengisahan kembali ini bukan ingin mebuat umat Islam
berpaling dan mengkultuskan nabi Muhammad setara Allah, justru kisah ini
bertujuan untuk memberikan pencerahan atas kebesaran Allah SWT saat kelahiran nabi
besa Muhammad SAW.
Semasa
kelahiran Nabi Muhammad s.a.w., Aminah ditemani Asiah dan Maryam. Aminah ketika
itu ia seperti mendapat isyarat bahawa anaknya akan mempunyai derajat yang
lebih tinggi daripada Nabi Isa dan Musa.
Keadaan ini
diterangkan dalam kitab Taurat dan Injil bahawa akan datang seorang nabi pada
akhir zaman, dan ia memiliki kekuasaan yang lebih besar dan membawa ajaran yang
telah disempurnakan. Semasa baginda dilahirkan, Bunda Siti Aminah menyaksikan
nur atau cahaya keluar dari tubuh jabang bayi. Cahaya tersebut menyinari
sehingga ke Istana Busra di Syria. Ia dilihat seolah-olah seperti anak panah
yang melesat bagaikan pelangi sehingga dari jauh kota-kota tersebut dapat
dilihat. Ada juga yang berpendapat bahwa cahaya itu datang dan menerangi
seluruh dunia. Ini dapat dijelaskan oleh sumber-sumber Arab yang paling awal
yang menyatakan bahwa suatu cahaya terpancar dari rahim Aminah ketika nabi
Muhammad dilahirkan.
Aminah
sendiri melihat bai Muhammad dalam keadaan terbaring dengan dua tangannya mengangkat
ke langit seperti seorang yang sedang berdoa. Kemudian Aminah juga melihat awan
turun menyelimuti dirinya sehingga beliau mendengar sebuah seruan “Pimpinlah
dia mengelilingi bumi Timur dan Barat, supaya mereka tahu dan dialah yang akan
menghapuskan segala perkara syirik”.
Selepas itu
awan tersebut lenyap daripada pandangan Aminah. Setengah riwayat menyatakan
nabi dilahirkan dalam keadaan memandang ke arah langit sambil meletakkan
tangannya ke tanah sebagai tanda ketinggian martabatnya daripada semua makhluk.
Dikatakan
juga pada malam kelahiran bayi Muhammad, berhala-berhala yang terdapat di situ
mengalami kerusakan dan kemusnahan.
Menurut
riwayat daripada Abdul Mutalib, “Ketika aku sedang berada di Kaabah, tiba-tiba
berhala jatuh dari tempatnya dan sujud kepada Allah. Lalu aku mendengar suara
dari dinding Kaabah berkata” telah lahir nabi pilihan yang akan membinasakan
orang kafir dan mensucikanku daripada berhala-berhala ini dan akan
memerintahkan penyembahan Yang Maha Mengetahui.”
Selain itu
di tempat yang lain pula terjadi gempa di mahligai Kisra dan menyebabkan
mahligai tersebut retak, mengakibatkan empat belas tiang serinya runtuh.
Keadaan ini merupakan di antara tanda -tanda keruntuhan kerajaan tersebut.
Kejadian luar biasa lainnya, api di negara Parsi yang tidak pernah padam hampir
selama seribu tahun telah padam dengan sendirinya. Api tersebut merupakan api
sembahan orang-orang Majusi yang dianggap sebagai tuhan, salah satu agama yang
dibawa oleh Zoroaster, yang diselewengkan umatnya menjadi agama penyembah api.
Peristiwa itu tentu saja mengejutkan orang Parsi.
Dalam waktu
yang sama, pada malam kelahiran Nabi Muhammad, Tasik Sava yang dianggap suci
tenggelam ke dalam tanah. Setelah baginda lahir, tembakan bintang menjadi kerap
sebagai tanda bahawa pengetahuan syaitan dan jin mengenai perkara ghaib sudah
tamat. Dalam riwayat yang sahih dan masyhur, ketika baginda diasuh oleh ibu
susunya yaitu Halimatus Sa’diah, ladang-ladang Halimah kembali menghijau
setelah mengalami kemarau. Begitu juga binatang ternak seperti kambing
mengeluarkan susu yang banyak. Selain itu, Nabi tidak pernah diganggu walaupun
oleh seekor lalat sekalipun termasuk juga pakaian nabi. Halimah dan suaminya
juga beberapa kali melihat kelompok awan kecil di atas kepala melindungi nabi
daripada panas matahari.
peperangan
tentera bergajah yang disebut di dalam al-Quran surah al-Fil, yang datang
menyerang kota Mekah. Ia diketuai oleh tentara bergajah dengan menunggang
seekor gajah besar bernama Mahmudi. Apabila mereka hampir sampai ke tempat
tersebut, gajah-gajah itu berhenti dan mundur dengan sendirinya atas izin
Allah. Namun demikian, sekumpulan burung Ababil datang menyerang dan
menghancurkan mereka sebagaimana yang disebut di dalam al-Quran. Peristiwa ini
amat menakjubkan dan diriwayatkan dalam kitab-kitab sejarah.
Ketika
berusia empat tahun, ketika nabi sedang bermain-main dengan saudara susuannya,
tiba-tiba datang malaikat mendekati nabi yaitu malaikat Jibril dan Mikail. Lalu
membelah dada nabi dan mengeluarkan segumpal darah dan mencuci gumpalan darah
itu dengan salji. Ada yang meriwayatkan bahwa gumpalan darah itu dicuci di
dalam bejana emas dengan air zam-zam, lalu diletakkan kembali di tempatnya pada
tubuh nabi. hal ini jelas diterangkan dalam surah Insyirah ayat 1 : Bukankah Kami
telah melapangkan dadamu (wahai Muhammad)?
Berdasarkan
peristiwa tersebut jelaslah kelahiran Nabi Muhammad s.a.w. mempunyai
keistimewaan tersendiri. Ini karana nabi adalah khatamun nubuwwah, penutup
segala nabi.
Perkara -perkara luar biasa ini telah membuktikan kepada kita kemuliaan nabi di
sisi Allah, sekaligus sebagai bukti kerasulannya.
Di samping
itu, bukti -bukti tersebut juga dijelaskan di dalam kitab kitab terdahulu
seperti kitab Taurat, Zabur dan Injil sebagai rasul yang terakhir.